Manusia dan Cinta Kasih
Menurut kamus Bahasa Indonesia W. J. S.Poerwadarmita,
Cinta : Rasa sangat suka atau rasa sayang (kepada), sedangkan kekasih, adalah perasaan sayang atau menaruh belas kasihan.
Didalam kitab suci Al-Qur’an, ditemui adanya fenomena cinta yang tersembunyi dalam jiwa manusia, yang memiliki tiga tingkatan :
- Cinta tingkat tinggi, adalah cinta kepada Allah.
- Cinta tingkat menengah, cinta kepada orang tua, anak, saudara, suami/istri.
- Cinta tingkat rendah, cinta yang lebih mengutamakan keluarga, harta dan tempat tinggal.
Hikmah cinta adalah sangat besar, hanyalah orang yang telah diberi kefahaman dan kecerdasan yang mampu merenungkannya. Hikmah tersebut adalah :
- Sesungguhnya cinta merupakan ujian yang berat dan pahit dalam kehidupan manusia, karena setiap cinta akan selalu menghadapi rintangan.
- Cinta merupakan pendorong bagi kehidupan.
- Cinta merupakan factor utama dalam kelanjutan kehidupan manusia.
- Cinta merupakan pengikat yang kuat dalam hubungan antar keluarga.
MANUSIA DAN KEINDAHAN
Keindahan identik dengan kebenaran, keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi dan mempunyai daya tarik.
Keindahan bersifat universal, tidak terikat oleh selera perseorangan waktu dan tempat, keindahan itu suatu konsep abstrak, keindahan itu baru jelas atau dapat dinikmati kalau bentuk atau karya.
The Liang Gie dalam buku “ Garis besar estetika “ keindahan itu terjemahan dari kata Beautiful. Dalam Bahasa Prancis, “Beau” sering juga disebut The beautiful (benda atau hal yang indah)
Pengertian Keindahan menurut luasnya :
- Keindahan menurut arti yang luas adalah Menurut Plato, merupakan watak yang indah, hukum yang indah, sedangkan Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang baik juga menyenangkan.
- Keindahan menurut estetis murni adalah menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya. (berdasarkan penglihatan, harmoni dalam pendengaran)
- Keindahan dalam arti sempit adalah menyangkut benda-benda yang diserapnya dengan penglihatan yaitu berupa bentuk dan warna.
Cinta adalah bagian dari fitrah, orang yang kehilangan cinta dia tidak normal tetapi banyak juga orang yang menderita karena cinta. Bersyukurlah orang-orang yang diberi cinta dan bisa menyikapi rasa cinta dengan tepat.
Hikam: “Dijadikan indah pada pandangan manusia, kecintaan kepada apa-apa yang diinginkan yaitu wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup didunia dan disisi Allah tempat kembali yang baik.” (Al-Qur`an: Al-Imron ayat 14)
Cintamu kepada sesuatu menjadikan kamu buta dan tuli (HR. Abu Dawud dan Ahmad)
Cinta memang sudah ada didalam diri kita, diantaranya terhadap lawan jenis. Tapi kalau tidak hati-hati cinta bisa menulikan dan membutakan kita.
Cinta yang paling tinggi adalah cinta karena Allah cirinya adalah orang yang tidak memaksakan kehendaknya. Tapi ada juga cinta yang menjadi cobaan buat kita yaitu cinta yang lebih cenderung kepada maksiat. Cinta yang semakin bergelora hawa nafsu, makin berkurang rasa malu. Dan, inilah yang paling berbahaya dari cinta yang tidak terkendali.
Islam tidak melarang atau mengekang manusia dari rasa cinta tapi mengarahkan cinta tetap pada rel yang menjaga martabat kehormatan, baik wanita maupun laki-laki. Kalau kita jatuh cinta harus hati-hati karena seperti minum air laut semakin diminum semakin haus. Cinta yang sejati adalah cinta yang setelah akad nikah, selebihnya adalah cobaan dan fitnah saja.
Cara untuk bisa mengendalikan rasa cinta adalah jaga pandangan, jangan berkhalwat berdua-duaan, jangan dekati zina dalam bentuk apapun dan jangan saling bersentuhan.
Bagi orang tua yang membolehkan anaknya berpacaran, harus siap-siap menanggung resiko. Marilah kita mengalihkan rasa cinta kita kepada Allah dengan memperbanyak sholawat, dzikir, istighfar dan sholat sehingga kita tidak diperdaya oleh nafsu, karena nafsu yang akan memperdayakan kita. Sepertinya cinta padahal nafsu belaka.